GUNUNG BERAPI

Selasa, 08 Maret 2011
                     Jumlah gunung berapi di bumi ini,diperkirakan mencapai 600 sampai 800 gunung.dari jumlah tersebut,sekitar 130 gunung berada di indonesia dan diperkirakan baru sekitar 80 gunung yang pernah meletus. menurut teori,gunung berapi adalah sebuah gunung yang timbul karena adanya saluran yang menghubungkan antara magma yang ada di dalam perut bumi dengan permukaan bumi.meterial yang keluar dari gunung ini biasa barupa leleran lahar cair,berwujud padat atau berupa gas.                                                                                 
                    Bagian atas gunung berapi di sebut kepundan, biasanya mengeluapkan asap secara terus menerus kemudian  saat gunung berapi meletus,akn di muntahkan lahar panas  dan  samburan gunung api mengandung belerang dan uap air dan setelah meletus tanah yang terkena sembuiran tersebut akan subur .                                                 ada teori yang mengatakan  bahwa gunung berapi tidak kenal istilah "mati",kerana banyak gunung yang sudah "tertidur" pulas selama puluhan bahkan ratusan tahun tiba-tiba saja kembali"menggeliat" dan terbangun dari tidurnya. malah semakin lama masa istirahat gunung tersebut, dikhawatirkan  akan semakin ganas  dan berbahaya ketika ia" terbangun" kembali.                                         karya : faradilla mustika                                                                                                                                  kls : 9.5                                                                                                                                     
Rabu, 02 Maret 2011
PLANETSOLAR.ORG Kapal Turanor PlanetSolar berusaha memecahkan rekor dunia sebagai               Satu bulan setelah mereka memulai perjalanan mengelilingi dunia dalam sebuah kapal bertenaga surya, kru Eropa dari kapal Tûranor PlanetSolar berhasil menarik rasa ingin tahu beberapa penghuni lokal Samudra Atlantik.
"Kami berlayar beriringan dengan paus sperma selama hampir 20 menit," kata nakhoda kapal, Patrick Marchesseu. "Mereka kedengarannya merasa nyaman dengan tamu yang tidak menimbulkan kebisingan."
Tamu berbobot 95 ton yang tidak berisik tersebut mulai bertolak pada bulan September 2010 dari Monaco untuk suatu perjalanan yang diperkirakan menghabiskan waktu delapan bulan. Kapal senilai 17,5 juta dollar AS itu bisa mencapai kecepatan 12 knot dan bertujuan untuk menunjukkan potensi perjalanan bebas polusi udara.
Kapal ini memang sepenuhnya menggunakan matahari sebagai sumber tenaga. Sinar matahari mengenai 825 panel surya—beberapa dipasang di bagian sayap yang diperpanjang—yang dapat menghasilkan listrik sampai 93,5 kilowatt. Baterai lithium-ion di kedua pengapung menggerakkan kapal tersebut pada malam hari dan cukup untuk melewati tiga hari penuh tanpa sinar matahari. Sebuah komputer mengendalikan aliran energi ke baterai tersebut dan motor-motor yang menggerakkan baling-baling kapal pesiar sepanjang 1,8 meter.
Meski modern, selama menjelajah dunia, beberapa tradisi pelayaran masih dilakukan. Tradisi itu antara lain dilakukan saat pelayaran pertama melintasi Khatulistiwa. Kata pemimpin proyek, Gerhard Beinhauer, saat itu dilakukan pula suatu upacara atau ritual perjalanan "Dengan Dewa Neptunus, yang dibantu oleh Helios, Dewa Matahari."
Selama upayanya mengelilingi dunia, Tûranor PlanetSolar berlayar pada lintasan 30 derajat garis lintang Khatulistiwa untuk memaksimalkan paparan sinar mataha

Spesies Kuda Laut Mini Ditemukan

Senin, 21 Februari 2011
 
Spesies Baru
Spesies baru kuda laut berhasil ditemukan. Kuda laut ini unik sebab berukuran hanya beberapa milimeter. Selain itu,  spesies baru ini juga tidak memiliki struktur sirip di bagian dorsal atau punggung.Spesies baru kuda laut ini dinamai Hippocampus paradoxus. Keberadaannya baru disadari setelah spesimen kuncinya disimpan lebih dari satu dasawarsa di South Australian Museum di Adelaide.
Ralph Foster, manajer koleksi di museum tersebut, mengatakan, "Spesies ini diketahui dari sebuah spesimen yang telah berada di museum sejak 1995. Saya menemukannya di rak pada 2006 dan menyadari ada yang tidak biasa."
Foster kemudian menganalisis dengan menggunakan CT Scan untuk mendapatkan citra tiga dimensi rangka hewan itu. Cara ini biasa digunakan ilmuwan untuk menentukan karakteristik taksonomi penting berdasarkan sistem rangkanya.
Setelah menganalisis, Foster menentukan bahwa spesimen tersebut memang spesies baru kuda laut. Spesies ini unik sebab berukuran mini, hanya beberapa milimeter, serta tidak memiliki sirip dorsal atau punggung.
"Penelitian membedakan dengan jelas spesimen dari semua spesies kuda laut yang ada," kata Foster. Karena itu, spesies ini dinamai paradoxus sebab ciri-cirinya aneh dan kontradiktif dengan spesies-spesies lain.
"Spesies ini mungkin tidak pernah atau setidaknya jarang ditemukan sebelumnya," tutur Foster. Hal itu mungkin berkaitan dengan habitat spesies yang terpencil ataupun minimnya survei.
Kedalaman tempat spesimen ini ditemukan termasuk zona Mesophotic. Zona tersebut biasanya di luar jangkauan scuba diver, yang biasanya menjadi pihak pertama yang mengetahui kemungkinan adanya spesies baru.
"Dugaan saya, kemungkinan spesies ini umum pada habitat pilihannya. Namun, dibutuhkan syarat-syarat sangat spesifik untuk membuatnya terdistribusi merata, kecuali Anda menemukan habitat tepat," ucap Foster.
Saat ini telah ditemukan 230.000 jenis kehidupan laut, termasuk kuda laut. Jumlah tersebut diperkirakan hanya 30 persen jumlah sebenarnya. Ilmuwan menduga banyak spesies akan punah sebelum ditemukan sebab banyak laut telah dirusak.
"Kuda laut adalah hewan yang sangat sensitif terhadap polusi dan kerusakan habitat. Bisa jadi jenis yang baru diidentifikasi sudah punah dari alam liar," kata Chris Brown dari Weymouth Sea Life Park.

Mangrove Kalimantan Selatan Terancam

Penebangan pohon mangrove untuk keperluan bahan bangunan oleh masyarakat menjadi ancaman utama kerusakan mangrove di Kalimantan Selatan . Saat ini masih banyak masyarakat menebang pohon mangrove berdiameter di atas 30 sentimeter untuk dijadikan tiang dan papan rumah.Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kalsel Rakhmadi Kurdi, Senin (21/2/2011) di Banjarmasin, kerusakan mangrove terjadi pada sejumlah titik di pesisir Kalimantan, baik di pulau besar maupun pulau-pulau kecil. Garis pantai Kalsel memanjang sejauh 500 kilometer dari Kabupaten Baritokuala hingga Kotabaru. Luas kawasan mangrove di Kalsel diperkirakan lebih dari 100.000 hektar dan tersebar di lima kabupaten, yakni Kotabaru, Tanahbambu, Tanahlaut, Banjar, dan Baritokuala.
Menurut Rakhmadi, penelitian secara menyeluruh tentang kerusakan mangrove di Kalsel belum ada. Namun, sejauh ini daerah-daerah yang mengalami kerusakan sudah bisa diketahui, antara lain di Aluh-aluh, Kabupaten Banjar dan Kualalapuk di Kabupaten Barito Kuala.
Rakhmadi juga menyoroti keberadaan pelabuhan khusus (pelsus) batubara dan kelapa sawit yang juga memiliki andil besar dalam perusakan mangrove. Tahun 2010 ada 10 pelsus batubara di dalam kawasan hutan dan konservasi yang ditutup karena merusak mangrove.
Kepala Bidang Rehabilitas Lahan dan Hutan Dinas Kehutanan Kalsel, Nafarin mengatakan, dibanding setahun lalu kerusakan mangrove di Kalsel saat ini makin meluas. "Memang ada sejumlah pelsus yang merusak. Kami juga sudah menanganinya," ujarnya.
Selain pelsus, kata Nafarin, kerusakan ini disebabkan oleh kebuKerusakan mangrove di Kalsel juga belum diimbangi upaya penanaman kembali yang memadai. Kondisi antara lain terjadi di Pulau Kaget di tengah Sungai Barito, yang sejak 2008 baru ditanam sekitar 5.000 pohon. Padahal sekitar 50 persen atau 42 hektar dari total luas pulau yang mencapai 85 hektar itu, kini sudah menjadi areal pertanian. Sisanya masih berupa mangrove dan menjadi habitat sekitar 100 ekor bekantan.tuhan tambak ikan oleh masyarakat. Para pembuat tambak umumnya menebangi mangrove. Padahal, mereka bisa memelihara ikan di sela-sela tanaman mangrove.                                                                                  

Pilah Sampah agar Harga Lebih Tinggi


Ilustrasi kerajinan dari sampah



Program pengelolaan sampah yang dilakukan di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur telah berjalan lewat Koperasi Bank Sampah Merah Delima. Lewat unit tersebut, selain diajak untuk mengelola sampah warga juga diajak untuk mendayagunakan sampah sehingga mendapat keuntungan ekonomi.
Agar bisa meningkatkan harga jual sampah, koperasi di Malaka Sari punya trik. Prakoso, fasilitator pengelolaan sampah setempat, mengajak warga untuk memilah sampah lebih spesifik. "Misalnya botol, kita coba agar botol air mineral itu bisa dimanfaatkan semuanya dengan dipilah," kata Prakoso sata ditemui Senin (21/2/2011).
"Kita pisahkan antara botol, tutup dan labelnya. Kalau dipisahkan harga jualnya lebih tinggi," lanjut Prakoso. Ia mengatakan, jika dipilah, botol air mineral saja bisa menghasilkan Rp 4.500 per kilogram, sementara kemasan air mineral gelas bisa menghasilkan Rp 5.000 per kilogram.
Sejauh ini telah ada beberapa pihak yang siap menerima akumulasi sampah dari warga. Label kemasan misalnya, bisa ditampung oleh perusahaan semen. Sementara, kemasan botol dan gelas bisa dijual ke lapak sampah di wilayah Jakarta Timur. Sampah anorganik lain dibuat menjadi kerajinan tas.
Untuk sampah organik, koperasi dan warga mengelolanya dalam unit kompos. Mursih, salah satu warga mengatakan bahwa bahan baku kompos bisa bersumber dari sayuran mentah yang tak bisa dimasak maupun sisa makanan yang telah dibersihkan. Bahan baku itu dikumpulkan di penampungan yang tersedia.
"Untuk 30 rumah punya 3 tong. Itu kalau ada sisa sayuran ya kita masukkan saja di situ. Nanti akan ditambah campuran yang membantu fermentasi," kata Mursih. Kompos yang dihasilkan bisa dimanfaatkan warga untuk membantu penghijauan wilayah setempat  dan dijual.
Menurut Prakoso, pembuatan kompos di wilayah memerlukan 5 orang tenaga kerja. "Total biaya produksi kompos sekitar 800 ribu per bulan. Kita untuk satu bulan bisa dapat keuntungan bersih sekitar 400-500 ribu rupiah," papar Prakoso. Kompos sendiri bisa dipasarkan di BPLHD.
Keuntungan yang dihasilkan dari kompos bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga sendiri. "Misalnya kalau ada warga yang membutuhkan atau sedang terkena musibah, bisa kita manfaatkan," kata Prakoso. Warga juga bisa mendapat penghasilan dari sampah yang dikumpulkan di koperasi.
Sejauh ini, salah satu kendala yang dihadapi adalah naik turunnya harga komoditas sampah. Sampah kardus misalnya, harganya bisa anjlok di waktu tertentu. Sementara, kemasan mi instan dan tas plastik harganya relatif rendah. Perlu solusi sehingga komoditas masyarakat tersebut bisa menguntungakan warga .

Paus Hibrida Baru Ditemukan

Senin, 31 Januari 2011

Paus Hibrida Baru Ditemukan
itor: A. Wisnubrata
Senin, 31 Januari 2011 | 14:05 WIB
Paus Minke

KOMPAS.com
 - Hibrida alias hasil kawin silang antara Paus Minke Antartika dan Paus Minke Artik ditemukan dalam analisis DNA seekor paus yang ditangkap oleh pemburu asal Norwegia. Penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal PLoS ONE yang terbit 22 Desember 2010 lalu.

Penemuan hibrida tersebut sangat mengejutkan. Ilmuwan tak pernah memperkirakan kedua jenis itu bisa bertemu, bahkan lewat proses migrasi. Pola pergantian musim yang berlawanan antara bagian bumi utara dan selatan adalah penyebabnya.

Ketika belahan utara bumi mengalami musim gugur, belahan selatan bumi mengalami musim semi. Akibatnya, arah migrasi kedua paus berlawanan, Paus Minke Artik bergerak ke Ekuator sementara Paus Minke Antartika bergerak ke kutub.

Hingga seekor paus ditemukan oleh Kevin Glover dari Institute of Marine Research, Bergen, Norwegia tahun 2007. Setelah dianalisis DNA-nya, paus itu ternyata merupakan hibrida dari Paus Minke Artik dan Antartika.

Penemuan itu menggugurkan pandangan tentang kemustahilan dua jenis paus tersebut bertemu. Hasil analisa DNA menunjukkan, Paus Minke Antartika bisa bergerak lebih jauh hingga belahan bumi utara, bertemu dan kawin dengan Paus Minke Artik.

Sampai saat ini, peneliti belum mengetahui apakah terciptanya hibrida itu hanya sebuah kebetulan atau sudah menjadi tren. Penelitian tentang populasi paus hibrida ini masih diperlukan untuk mengungkap.

Namun, ilmuwan menduga kejadian tersebut terkait dengan hasil studi ilmuwan Jepang. Dikatakan, populasi Paus Minke Antartika menurun drastis di era 80an dan 90an. Populasi crustacea yang biasa menjadi mangsa paus ini juga menurun.

"Hasil riset ilmuwan Jepang bahkan menunjukkan bahwa lapisan lemak pada tubuh paus juga menipis. Bukan terkait dengan malnutrisi, tetapi menunjukkan kurangnya bahan makanan," kata Glover.

Glover melanjutkan, "kami berspekulasi bahwa jumlah makanan menurun. Hasilnya, paus mulai gencar mencari makanan. Bisa jadi beberapa individu bergerak jauh ke luar wilayahnya dan menemukan jalan menuju Artik."

Ketika beberapa individu tersebut memasuki wilayah Artik, di sanalah mereka bertemu dengan kerabatnya, Paus Minke Artik. Perkawinan menghasilkan hibrida yang baru saja ditemukan akhirnya dimungkinkan.

Relasi Unik Kelelawar dan Kantung Semar


Jika selama ini kantung semar diidentikkan dengan si pemenang karena berhasil menjebak ribuan 
serangga, hasil penelitian ilmuwan asal Brunei Darussalam mengungkap hal berbeda. Kantung semar seolah menjadi pihak yang kalah sebab hanya menjadi toilet alias tempat kencing bagi kelelawar.
Hasil penelitian itu dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters bulan ini. Menurut para ilmuwan, relasi antara kantung semar dan kelelawar merupakan kasus kedua yang menggambarkan relasi tanaman karnivora dan mamalia. Sebelumnya, pada tahun 2009, dilaporkan hubungan antara tikus dan tanaman karnivora.
Ilmuwan yang meneliti kantung semar ini adalah Ulmar Grafe, seorang biolog dari Universitas Brunei Darussalam. Ia meneliti spesies kantung semar raffles atau Nepenthes rafflesiana varietas elongata. Sementara spesies kelelawar yang digunakan adalah hardwicke, ditangkap di sebuah hutan rawa gambut wilayah Brunei Darussalam.
Menurut Grafe, walaupun kantung semar tampak sebagai pihak yang kalah karena dikencingi, sebenarnya kantung semar adalah yang menang. Dengan urine dan feses kelelawar, kantung semar mendapatkan nutrisi tambahan berupa nitrogen. Analisis kimia pada kantung semar raffles menunjukkan, sebanyak 33,8 persen nutrisinya berasal dari kotoran kelelawar.
Malah, peneliti menemukan, kantung semar beradaptasi menjadi toilet terbaik bagi si kelelawar. Kantung semar memiliki kantung yang tumbuh memanjang, silindris, dan berdiameter kecil. Lubang pada kantung juga sangat mendukung bagi kelelawar untuk membuang kotorannya.
Kantung semar raffles justru kurang beradaptasi untuk menjebak serangga. Jenis  ini mengeluarkan senyawa volatil (mudah menguap) yang lebih sedikit daripada jenis lain. Akibatnya, tak begitu banyak serangga yang terjebak dalam kantungnya. Jenis ini juga memproduksi senyawa pencerna serangga yang juga lebih sedikit.
Peneliti melaporkan, meski kelelawar juga memakan serangga, kompetisi antara kelelawar dan katung semar tak ditemukan. Kelelawar juga tak pernah memakan serangga yang terjebak dalam kantung semar. Relasi antara keduanya murni mutualisme, kelawar mendapat tempat untuk membuang kotoran dan kantung semar mendapar nutrisi dari kotoran.
Grafe mengungkapkan, relasi tersebut terbentuk lewat proses evolusi setelah kelelawar bertengger di kantung semar. "Penggunaan secara insidental mungkin berevolusi menjadi reguler dan eksklusif ketika tanaman merespons dengan beradaptasi. Kantung semar menjadi tempat yang lebih atraktif untuk bertengger," papar Grafe.

Asap Gunung Anak Krakatau Capai 800 meter


KOMPAS/LUCKY PRANSISKAIlustrasi
CINANGKA, SERANG, KOMPAS.com - Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mencapai 800 meter dari sebelumnya 1.200 meter karena aktivitas letusan menurun.
"Berdasarkan visual dari pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK), tinggi asap gunung merapi yang ada di perairan Selat Sunda mencapai 800 meter," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Selasa (1/2/2011).
Dia menjelaskan, aktivitas kegempaan di GAK masih fluktuatif, meskipun hanya dapat dilihat dari ketinggian asap. "Kami memang sampai dengan hari ini belum dapat melihat secara pasti aktivitas kegempaan seperti tremor harmonik, letusan dan sebagainya dikarenakan alat pencatat di pos tidak bisa merekam aktivitas kegempaan yang dikirim dari Sismometer yang ada di GAK," katanya.
Meski demikian, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan GAK status ’waspada’ atau level II. "PVMBG masih menetapkan status GAK pada level II, dan belum menarik larangan warga atau kepada turis agar tidak mendekat pada radius dua kilo meter," ujarnya.
Sementara itu untuk arah asap GAK sendiri masih menurut Anton, lebih codong ke selatan atau ke arah laut lepas.  "Asapnya masih mengarah ke laut lepas, sehingga debu yang biasa mengotori rumah warga tidak terjadi lagi, karena arah anginnya bukan ke utara atau timur," katanya.



dunia belajar

Senin, 17 Januari 2011
saat ini remaja lebih suka bermain dari pada belajar........
padahal belajar itu sangat bermanfaat bagi kita semua.........
boleh saja bermain....... tpi kita harus utamakan sekolah